Setelah tiga kali menginjakkan kaki di bumi parahyangan, akhirnya baru minggu kemarin saya bisa merasakan sendiri kesegaran alam Ciwidey yang terletak di Kabupaten Bandung bagian selatan. Terdapat beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi disini, seperti Kawah Putih, Situ Patenggang, pemandian air panas Cimanggu, penangkaran rusa Ranca Upas serta deretan kebun strawberry dan kebun teh di sepanjang jalan.
Namun, tujuan utama perjalanan saya kali ini adalah Kawah Putih. Perjalanan saya mulai dari depan Masjid Salman ITB. Ada teman yang menjemput dari Banjaran, lumayanlah dapat angkutan gratis. Setelah sarapan, kami pun meluncur ke target tujuan pada jam 9.30 WIB. Perjalanan diperkirakan memakan waktu 2 - 2,5 jam.
Bandung adalah surga dan juga magnet bagi setiap orang. Bandung merupakan surga bagi para penikmat kuliner dan pencinta fashion. Di sepanjang jalanan akan sangat mudah sekali ditemui tempat-tempat kuliner dan juga FO -factory Outlet- yang akan memanjakan para pengunjungnya.
Kondisi yang kontradiktif justru dirasakan oleh warga asli Bandung. Mereka justru merasa "terjajah" oleh para pendatang. Jalanan penuh dan macet dimana-mana, terutama pada akhir pekan dan hari-hari libur. Jalanan di Bandung akan dipenuhi oleh mobil-mobil dengan plat nomor luar kota. Hari libur yang seharusnya bisa dinikmati penduduk asli dengan jalan-jalan, serasa direbut dan harus bersaing atau bakan bermacet-macet ria di jalanan.
Sekitar pukul 12 siang, kami sampai juga di lokasi. Ketika akan memasuki gerbang retribusi, ada pilihan untuk menggunakan kendaraan dari Perhutani yang telah disediakan atau tetap menggunakan kendaraan yang dipakai. Apabila memilih naik kendaraan dari Perhutani, per orang dikenakan tarif 26 ribu ditambah tiket masuk lokasi sebesar 16 ribu. Tapi, bila memilih tetap naik kendaraan pribadi, maka satu mobil dikenakan tarif masuk sebesar 150 ribu.
Dari pos retribusi ke lokasi kawah putih sendiri tertulis berjarak 5,6 km. Petugas mengingatkan bahwa jalanan akan penuh dengan tanjakan dan tikungan, sehingga disarankan untuk memakai gigi satu serta tetap berhati-hati. Beberapa menit kemudian, kami pun sampai di lokasi parkir kawah putih. Sudah ramai pengunjung.
Begitu turun dari mobil hembusan angin dingin menyambut kami. Selang beberapa saat kemudian, air dari langit ikut turun menyegarkan. Setelah menunggu beberapa menit dan hujan reda, kami pun bisa bergerak menuju lokasi kawah.
Cukup berjalan sekitar 200 - 300 meter kita sudah sampai di sebuah kawah yang menyerupai danau berkabut yang sangat indah. Air kawah itu berwarna hijau muda yang sangat lembut. Tak tercium bau belerang yang menyengat seperti yang saya duga sebelumnya. Latar belakangnya adalah tebing yang tinggi menjulang dengan guratan-guratan eksotisnya. Terdapat sebuah gazebo yang bisa digunakan untuk istirahat ataupun berteduh saat hujan turun.