Friday 26 April 2013

HAND WALKMAN

"Di sana pak dapat sinyal, saya barusan telpon ke rumah
!".
Siang itu seorang kawan memberitahu saya dengan begitu antusiasnya. Wajahnya cerah, secerah wajah anak kecil yang baru saja dibelikan mainan baru oleh bapaknya. Siang yang panas terasa sejuk baginya. Tak terlihat rasa lelah meskipun peluh mengucur diwajahnya.

Siang itu bisa jadi hari yang sangat istimewa. Semua wajah teman-teman yang saya temui tampak sumringah. Bak pepatah panas setahun dihapus hujan sehari.
Penantian panjang selama hampir setahun terbayar lunas sudah.

Diabad 21 saat zaman serba komputer ternyata masih juga ada wilayah bangsa ini yang terputus dari dunia luar. Satu-satunya alat penghubung dengan dunia luar adalah sebuah wartel yang untuk bisa berbicara selama semenit harus merogoh saku sampai lima ribu rupiah. Padahal di belahan bumi yang lain, cukup dengan seribu rupiah sudah bisa bertelpon ria sampai telinga panas. Benar-benar ongkos komunikasi yang mahal dizaman gadget yang serba canggih ini.

Saya pun sempat bertanya pada salah satu teman, "berarti orang-orang nggak kenal HP dong?". "Jangan salah pak, orang sini sudah pegang HP semua, cuman bukan buat telpon atau sms -karena tidak ada sinyal- tapi dipakai buat dengerin musik", seorang teman menjelaskan pada saya. Hmm... bukan HP lagi harusnya, tapi HW - Hand Walkman ;-).