Sunday, 10 January 2010

Buah Lay

Mungkin sebagian dari kita masih asing dengan nama buah yang satu ini. Tapi tidak bagi warga Samarinda Kalimantan Timur. Buah lay adalah salah satu buah favorit dengan harga yang tak kalah dibandingkan buah berkelas lainnya.

Kebetulan sekali, bulan ini -Januari- adalah musim buah lay. Sepanjang perjalanan dari Samarinda menuju Balikpapan, banyak sekali para penjual buah lay di pinggir-pinggir jalan. Saya pun tergoda dan menyempatkan diri untuk mencicipi buah ini.



Warna kulitnya agak kuning pucat, penuh dengan duri. Sekilas pasti disangka durian. Memang secara fisik, buah lay mirip sekali dengan durian. Buah ini memiliki nama latin Durio kutejensis, orang-orang Dayak biasa menyebutnya dengan Lahong/Lahung/Layung. Daging buah lay berwarna oranye. Tapi katanya ada juga yang berwarna merah. Kebetulan yang saya dapatkan adalah yang berwarna oranye. Soal rasa, tak kalah dengan durian. Manis. Kalau Gnaro Ngalam (orang Malang) bilang "kanelop" alias enak pol. Sampai-sampai bule diseberang jalan pun keasyikan menikmati kelezatan buah ini.


Tuesday, 5 January 2010

Samarinda at Glance

Samarinda kota yang sangat menarik. Sebagai ibu kota Propinsi Kalimantan Timur, Samarinda memiliki pesona yang khas. Roda ekonomi kota ini seperti berporos di sepanjang tepian sungai Mahakam. Seolah-olah menjadi nadi kehidupan bagi Kota Amplang ini.

Sebelum pulang ke Malang, saya menyempatkan diri menyusuri tepian Sungai Mahakam. Perjalanan saya mulai dengan menyeberangi Jembatan Mahakam yang menghubungkan dua sisi kota samarinda. Dari atas jembatan ini saya dapat menikmati keindahan kota "sungai" Samarinda di sore hari. Lampu-lampu mulai menyala, menerangi setiap sudut kota.


Lalu lintas sungai Mahakam sangat ramai. Mulai dari kapal-kapal penumpang yang siap mengantarkan para penumpangnya untuk menyeberang, sampai kapal-kapal besar pembawa batubara yang hilir mudik di sepanjang Mahakam.

Perjalanan saya sampai di taman kota yang dijadikan arena bermain. Ramai sekali malam itu. Terdapat banyak jenis permainan disana. Bisa menjadi alternatif hiburan keluarga di malam hari. Saya terus menyusuri tepian mahakam, dan sampailah di sebuah bangunan yang sangat megah dan sangat mencolok. Apalagi di malam hari. Kilau lampu-lampunya membuat bangunan ini semakin mempesona. Orang-orang menyebutnya "Islamic Center". Saya pun singgah dan sempat mengabadikan beberapa sudut bangunan megah ini.



Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 20.30 WIT. Kaki terasa capai, setelah berjalan di sepanjang tepian sungai Mahakam yang sangat eksotik. Kini waktunya pulang, istirahat. Besok saya harus ke Balikpapan dan pulang ke Malang.

Friday, 1 January 2010

Selamat Tahun Baru 2010 Masehi

Hari berganti hari
Siang malam datang silih berganti

Bumi berputar
Matahari beredar

Jarum jam terus berdetak
Detik demi detik berlewat

Detik..
Menit..
Jam..
Hari..
Minggu..
Bulan..
Dan akhirnya
Tahun

Apa yang telah terjadi?
Apa yang telah tertoreh?
Apa yang telah terlepas?
Apa yang telah tergenggam?
Apa yang masih diangan?

Mau tidak mau
Suka tidak suka
Siap tidak siap

Dia kan terus berjalan...