Wednesday, 30 September 2015

Belajar Sabar, Orang Jepang Naik Haji

Selasa 29 September 2015, rombongan jamaah haji dari Indonesia mulai berdatangan kembali ke tanah air. Selama hampir 40 hari mereka meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci Makkah Al Mukarromah. Tangis haru para penjemput menyambut kedatangan para Jamaah Haji. 

Bagaimanapun kejadian demi kejadian yang terjadi selama musim haji tahun ini cukup membuat rasa khawatir para anggota keluarga yang ditinggalkan di tanah air. Mulai dari kejadian hotel tempat menginap jamaah yang terbakar, badai pasir sampai tergulingnya crane (alat berat) di Masjidil Harom yang menyebabkan meninggalnya beberapa jamaah dan yang terakhir adalah musibah di Mina yang merenggut ratusan jamaah haji yang tengah melaksanakan ritual ibadah lempar Jumroh. 

Ibadah Haji adalah ibadah yang penuh dengan ujian kesabaran. Pada saat itulah berkumpul berjuta-juta orang dari berbagai negara dengan berbagai watak, prilaku dan kebiasaan yang pasti berbeda-beda di satu tempat secara bersama-sama untuk beribadah bersama-sama pula demi menunaikan rukun islam yang kelima. Dapat kita bayangkan betapa penuh sesaknya kota Mekkah saat musim haji tiba. Walaupun setiap tahun Pemerintah Arab Saudi telah melakukan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan Ibadah Haji, namun masih saja terdapat kejadian diluar prediksi yang terjadi seperti tahun ini. Sebagai bahan renungan bersama kita bisa menyimak tulisan dari Junanto Herdiawan yang saya dapat dari salah satu grup Whatsapp mengenai Ibadah Haji. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari tulisan berikut ini.

Friday, 18 September 2015

RENUNGAN PAGI

Dulu, orang tua kita berangkat bekerja setelah matahari terbit dan sudah kembali ke rumah sebelum matahari terbenam

Walaupun memiliki anak cukup banyak, rumah dan halaman pun tetap luas, bahkan tidak sedikit ada yang memiliki kebun, dan semua anak-anaknya bisa sekolah

Sekarang, banyak dari kita yang berangkat kerja Subuh dan pulang ke rumah setelah Isya'

Rumah dan tanah yang dimiliki tidak seluas rumah orang tua dulu, dan bahkan banyak yang takut memiliki anak banyak karena takut kekurangan

"Dan sungguh akan اَللّهُ berikan cobaan kepada manusia dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta ... " ( Al Baqoroh : 155 )

Adakah yang salah dengan cara hidup orang jaman sekarang ???

Orang tua kita hidup tanpa banyak alat bantu, tapi tenang menjalani hidupnya

Sementara kita yang dilengkapi dengan pampers, mesin cuci, kompor gas, HP, kendaraan, TV, email, FB, Twitter, WA, ruangan ber AC

Harusnya mempermudah hidup ini, tapi ternyata tidak, sampai-sampai kita tidak sempat menikmati hidup ini karena semuanya dilakukan dengan terburu-buru

Berangkat kerja, TERBURU-BURU
Pulang kerja, juga TERBURU-BURU
Makan siang, TERBURU-BURU
Dilampu merah, TERBURU-BURU
Berdo'a pun, TERBURU-BURU
Bahkan Sholatpun, TERBURU-BURU

" Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa" ( Al Isra' : 11 )

HANYA MATI yang tidak seorangpun mau TERBURU-BURU

Saking takutnya akan kurangnya harta, sampai kita HITUNG-HITUNGAN dalam BERSEDEKAH, sementara اَللّهُ tidak pernah perhitungan dalam memberi Rizki kepada kita

"Setan menakut-nakuti kamu dengan kemiskinan dan menyuruh berbuat kikir" (Al Baqoroh : 268)

Bahkan saking takutnya kita kehilangan pekerjaan hingga kadang kita lalai bahkan melewatkan Sholat

Sampai dimanakah hidup kita pada hari ini ???

Semoga kesibukan apapun tidak mengalahkan AKHIRAT KITA

Semangat pagi sahabat

Semangat beraktifitas

Sumber : grup Whatsapp

Tuesday, 15 September 2015

Keberangkatan Jamaah Haji Kabupaten Malang Kloter 38 Tahun 2015

38
Alhamdulillah, setelah menunggu selama hampir enam tahun, pada tahun 2015 ini ibu dan kakak saya bisa memenuhi salah satu rukun islam yang kelima yaitu berhaji bagi yang mampu. Enam tahun yang lalu sekitar bulan Agustus 2009, saya ikut mengantar ibu dan kakak untuk mendaftar ke Depag dan Bank penerima setoran haji. Oleh petugas dari Depag dan bank disampaikan bahwa perkiraan berangkatnya adalah tahun 2014.

Namun dua tahun yang lalu ada kabar dari Arab bahwa Masjidil Haram tengah direnovasi demi memperluas dan menambah daya tampung jamaah. Akibatnya kuota haji dari Indonesia harus dikurangi sampai 20 %. Hal ini berdampak pada rencana keberangkatan Ibu dan kakak saya yang menjadi tertunda setahun dari prediksi awal waktu mendaftar dulu.

Begitu mendapat kepastian berangkat tahun 2015 ini, persiapan-persiapan pun segera dimulai. Mulai dari belajar Manasik Haji dengan cara bergabung dengan salah satu KBIH yang ada, mengurus Paspor, cek kesehatan dan juga yang tidak boleh terlewat belanja persiapan untuk Ibadah di tanah suci nantinya. Pada akhirnya saya baru tahu bahwa bergabung dengan KBIH itu tidak wajib, karena kita bisa memilih untuk menjadi Haji Mandiri.

Beberapa hari sebelum hari keberangkatan, saudara-saudara dan tetangga banyak yang berdatangan ke rumah. Ini merupakan salah satu adat kebiasaan masyarakat disini, yaitu datang untuk ziarah haji pada saat sebelum berangkat dan sepulangnya dari tanah suci. Informasi dari Depag bahwa jadwal keberangkatan ke asrama haji Sukolilo Surabaya adalah hari minggu tanggal 6 September 2015.

Tanggal 5 September 2015, jamaah dari kelompok KBIH yang diikuti oleh ibu dan kakak diminta untuk sudah berkumpul di Pondok pada jam 22.00 WIB untuk persiapan keberangkatan esok harinya. Alhamdulillah cukup banyak saudara-saudara yang berkumpul di rumah dan ikut mengantar ke pondok tempat berkumpul untuk melepas kepergian ibu dan kakak ke tanah suci.

Hari minggu pagi, tanggal 6 September 2015 bertempat di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Malang rombongan jamaah haji dari Kabupaten Malang resmi diberangkatkan Oleh Bapak Bupati Malang. Terdapat dua kloter yang diberangkatkan pagi itu, yaitu kloter 38 dan 39. Sementara Ibu dan kakak saya tergabung dalam kloter 38. Setelah menginap semalam di Asrama Haji Sukolilo, keesokan harinya Ibu dan kakak terbang ke tanah suci untuk menunaikan kewajiban umat muslim yang kelima yaitu Ibadah Haji. Mudah-mudahan Ibu dan kakak saya bisa menjadi Haji Mabrur. Amiiin.


Labbaik Allahumma Labbaik,
Labbaika la syarika laka labbaik
Innal hamda wanni’mata laka wal mulk
la syarika laka

Wednesday, 9 September 2015

Hedonic Treadmill

Pertanyaan: Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan peran uang dalam membentuk kebahagiaan? Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama: “hedonic treadmill”.

Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini : saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh semua habis juga. Kenapa begitu? Karena ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu. Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill: seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza. Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi. Ada eksperimen menarik: seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp 5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah. Apa yang terjadi? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah. Itulah efek hedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill?
Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung ?

Terapkanlah  gaya hidup yang bersahaja! Sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.
Mengubah orientasi hidup! Semakin banyak berbagi, semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan. Bukanlah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu terpuaskan !

When enough is enough.

Kebahagiaan itu kadang sederhana: misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga yang sehat dan tersenyum memulai hari-hari.

Sumber : grup Whatsapp

Sunday, 6 September 2015

Jangan Rusak Hutan Kota Malabar Kami

Akhir-akhir ini warga Malang raya dihebohkan dengan berita terkait rencana pemerintah Kota Malang yang hendak membangun tempat rekreasi di salah satu paru-paru dan area resapan kota Malang yang berada di jalan malabar, yaitu Hutan Kota Malabar. Pemerintah Kota Malang akan bekerjasama dengan salah satu perusahaan yang ada di Malang untuk melaksananakan rencana tersebut. Diantara sarana yang akan dibangun disana adalah amphitheater, sepeda gantung penghasil listrik sarana bermain dan sebagainya. Rencana ini mendapat respon penolakan dari warga Malang yang kemudian melakukan penggalangan dukungan lewat dunia maya seperti yang ada disini.

Hutan Malabar awalnya adalah lapangan kosong dengan sebuah danau resapan di tengahnya. Lantas sekitar tahun 2000 warga kota yang peduli lingkungan bahu membahu menanaminya dengan berbagai jenis pohon dan bebrapa jenis tanaman langka. Motivasi ini tercipta karena semakin menipisnya RTH di Kota Malang.

Berbicara mengenai Hutan Malabar mengingatkan saya pada penelitian yang saya lakukan saat masih mahasiswa sekitar tahun 2005 dulu. Penelitian ini pula yang mengantarkan saya mendapatkan beasiswa penelitian dari Dikti lewat program TPSDP. Berkat penelitian ini pula saya bisa lulus sebagai sarjana sains dari Jurusan Fisika Universitas Brawijaya. 

Judul penelitian saya adalah "Studi Efektifitas Hutan Kota Malabar Sebagai Daerah Resapan Air Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas". Dalam pelaksanaannya, metode geolistrik saya pergunakan untuk memetakan kondisi lapisan bawah permukaan. Dengan metode geolistrik saya bisa melakukan pendugaan susunan lapisan-lapisan bawah permukaan di area Hutan Malabar.

Penilitian ini saya tunjang pula dengan uji infiltrasi (laju peresapan air permukaan) untuk mengetahui seberapa besar kemampuan permukaan Hutan Malabar dalam menyerap air permukaan. Ini perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan Hutan Malabar menyerap limpasan air permukaan pada saat terjadi hujan. 

Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian saya waktu itu adalah :
  1. Kondisi bawah permukaan Hutan Malabar diduga tersusun atas tufa lanauan, tufa pasiran dan lanau lempungan. Tufa lanauan berada pada lapisan paling atas memiliki kemampuan menyerap air (infiltrasi) yang bagus. Di bawah lapisan ini ada tufa pasiran yang kemampuan infiltrasinya jauh lebih baik dari pada tufa lanauan. Lapisan berikutnya adalah tufa lanauan, lapisan ini akan sedikit menahan air yang terserap sebelum masuk kedalam sistem akuifer yang lebih dalam.
  2. Hasil uji infiltrasi dari tiga titik yang saya ambil, menyatakan dua titik memiliki kemampuan infiltrasi permukaan sangat cepat, dan satu titik yang lain termasuk dalam klasifikasi agak cepat.
  3. Penetapan dan pemilihan Hutan Kota Malabar sebagai daerah resapan air sudah tepat karena terbukti memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menyerap air permukaan, dan hasil pendugaan bawah permukaannya juga sangat mendukung fungsinya sebagai daerah resapan air.
Bagi Pemerintah Kota Malang saya berharap agar rencana yang akan dilakukan terhadap keberadaan Hutan Kota Malabar yang mungkin tinggal satu-satunya hutan kota di Kota Malang ini dikaji lagi dengan lebih mendalam dengan melibatkan berbagai pihak yang kompeten dan peduli terhadap kelestarian Kota Malang tercinta.